Kamis, 14 Oktober 2010 | By: BEM FKIP UAD

LOMBA KARYA TULIS ILMIAH (LKTI) NASIONAL 2010

Jakarta Water Front City Research Centre (JWFC-RC) adalah pionir pembentukan riset kelas dunia dari Universitas Indonesia untuk mendukung Jakarta sebagai kota bercirikan pantai dimana Jakarta tidak hanya mampu mendukung ilklim investasi dan pergerakan ekonomi melalui pengembangan kota yang terintegrasi, namun juga Jakarta sebagai konservasi budaya dan khususnya lingkungan.
Oleh sebab itu, Jakarta Water Front City Research Centre (JWFC-RC) bekerjasama dengan GARUDA Youth Community (GYC) sebagai lembaga non-profit dan independen yang berdiri untuk menjadi platform pemberdayaan anak muda Indonesia, kini resmi membuka sebuah kesempatan emas bagi seluruh mahasiswa/i se-Indonesia tingkat D3-S1 dari berbagai jurusan dan universitas untuk mengikuti:

LOMBA KARYA TULIS ILMIAH (LKTI) NASIONAL 2010
Dengan Tema:
“Pengembangan Jakarta sebagai Water Front City Berwawasan Lingkungan”
10 Finalis akan dipilih untuk kemudian mengikuti rangkaian tur ekskursi gratis selama 3 hari 2 malam di Jakarta dan turut mengikuti acara bersepeda bersama keliling Jakarta bersama tokoh masyarakat, GREEN FUN BIKE yang akan digelar sebagai puncak acara.
3 pemenang utama masing-masing berkesempatan mendapatkan:
Juara I     : Rp. 5.000.000 (lima juta rupiah) + Trophy Pemenang + Sertifikat + Tur 3 Hari 2    Malam Gratis di Singapura
Juara II        : Rp. 3.500.000 (tiga juta lima ratus ribu rupiah) + Trophy Pemenang + Sertifikat
Juara III       : Rp. 2.000.000 (dua juta rupiah) + Trophy Pemenang + Sertifikat
Penilaian Seleksi Substansi dan Seleksi Presentasi dilakukan oleh dewan juri yang merupakan pakar di bidangnya. Dewan juri tersebut adalah (tentatif):

  1. Perwakilan Kota DKI Jakarta
Walikota Jakarta Utara
  1. Pakar Arsitektur Universitas Indonesia
Prof. Dr. Ir. Emirhadi Suganda, MSc
  1. Pakar Reklamasi Pantai/Akademisi
Prof.Ir. Hang Tuah Salim, MocE.,Ph.D
  1. Perwakilan Kementerian Lingkungan Hidup
  2. Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jakarta
Bpk. Slamet Daroyani

CATAT TANGGAL PENTING INI
  1. Batas Penerimaan Karya Tulis :  3 Oktober 2010
  2. Seleksi Substansi Karya Tulis :  4 Oktober – 11 Oktober 2010
  3. Pengumuman Finalis : 11 Oktober 2010
  4. Technical Meeting : 29 Oktober  2010
  5. Seleksi Presentasi Karya Tulis Finalis dan Field Trip : 29-31 Oktober 2010
  6. Pengumuman Pemenang dan Penyerahan Hadiah : Minggu, 31 Oktober 2010

Untuk informasi lebih lanjut silahkan lihat di wesbite resmi kami:
Atau email kami di:
hubungi CP kami:
VICA - 087877630025
INTAN - 08979590004

MAHASISWA BERPRESTASI?????siapa takut.......

Mendapat gelar sebagai Mahasiswa Berprestasi (Mawapres) bagi mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UAD angkatan 2006 ini bukanlah tujuan. Hal tersebut hanyalah salah satu bonus dari proses panjang yang dilaluinya dalam meraih gelar tersebut. Elman Julianda, Mawapres UAD yang maju ke ajang pemilihan Mahasiswa Berprestasi Nasional tahun 2010 ini lahir di Alur Selebu, Aceh Tamiang, NAD pada 7 Juli 1987. Sekolah Dasar dia tamatkan di SD N Alur Selebu II lulus tahun 1999, melanjutkan ke SMP N I Tamiang Hulu dan lulus tahun 2002, selanjutnya melanjutkan ke SMA N 2 Kejuruan Muda dan lulus tahun 2005.
Awalnya Elman yang merupakan anak ke-5 dari 7 bersaudara dari pasangan Firdaus Effendi dan Hairani ini berniat untuk melanjutkan studinya di Fakultas Kedokteran, tetapi mengingat biaya yang sangat mahal, ia pun memutuskan untuk masuk ke Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UAD jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat pada tahun 2006 yang menjadi pilihan pertamanya saat itu. Kedua orang tua dan kakak-kakak Elman sendiri tidak pernah menikmati bangku kuliah. Ibunya hanya lulusan Sekolah Dasar,  ayahnya putus sekolah saat duduk di bangku STM, sementara kakak-kakaknya hanya lulus SMA. Meskipun demikian, Elman berkeinginan kuat untuk bisa belajar di bangku kuliah dan keinginan ini pun ia teruskan untuk adik-adiknya.
Selama kuliah di UAD, Elman aktif dalam berbagai kegiatan intra dan ekstrakurikuler, mulai dari DPM, IMM, JMKI, dan NGO Internasional IIWC. Meskipun demikian, prestasi akademiknya tidak pernah terabaikan. Bahkan, ia mampu mendapatkan IPK 3.82 dan lulus tepat waktu. Ditengah kesibukannya mempersiapkan diri untuk pemilihan Mawapres di tingkat Kopertis V dan Nasional setelah terpilih menjadi Mawapres UAD bulan Desember 2009, ia tetap mampu menyelesaikan studinya dengan baik dan mengikuti wisuda pada tahun 2010 ini.
Perjalanan Elman sampai akhirnya maju ke pemilihan Mawapres Nasional tidaklah singkat, apalagi instan. Dengan bekal kemampuan akademik, wawasan, serta keaktifannya di organisasi sejak awal masuk kuliah, pada Desember 2008 Elman mengikuti seleksi Mawapres tingkat Universitas. Sebagai hasilnya ia mendapatkan Juara III sehingga belum bisa dikirim untuk mengikuti seleksi di tingkat selanjutnya yaitu di tingkat Kopertis. Pada Desember 2009, pria yang murah senyum tersebut mengikuti seleksi di tingkat Universitas untuk kedua kalinya dan berhasil meraih juara I. Selanjutnya ia dikirim untuk mengikuti seleksi di tingkat Kopertis Wilayah V Yogyakarta dan kembali berhasil meraih juara I sehingga berhak maju ke ajang pemilihan Mawapres tingkat Nasional 2010 di Jakarta. Pada ajang tersebut, ia berkompetisi dengan sekitar 80 mahasiswa berprestasi lainnya dari berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta dari seluruh Indonesia. Sebagai hasil akhir, juara I diraih oleh Mawapres UI, juara II UNPAD dan juara III IPB. (dwi_tt/edit:danang).
Bagi “mantan mahasiswa” yang bercita-cita ingin menjadi menteri kesehatan ini, esensi menjadi Mawapres bukanlah gelar, hadiah atau pun prestige yang ia dapat. Menjadi Mahasiswa Berprestasi berarti menjadi mahasiswa yang mampu menyeimbangkan kemampuan intelektual dan sosial. Oleh karena itu, motivasi terbesarnya untuk menjadi mawapres bukan untuk menjadi terkenal atau mendapatkan gelar dan hadiah, tetapi menjadi mawapres hanyalah salah satu jalan untuk mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. Selama proses seleksi Mawapres, Elman sendiri mengalami beberapa kesulitan yaitu kurangnya kemampuan bahasa Inggris terutama tentang grammar atau tata bahasa serta sulitnya mencari ide karya tulis. Akan tetapi, kesulitan tersebut justru membuka kesempatan baginya untuk lebih mengeksplor kemampuannya dalam berbahasa Inggris dan penulisan karya tulis ilmiah.
Kini, Elman yang kedua orang tuanya berprofesi sebagai petani di Aceh Tamiyang, telah kembali ke kampung halamannya. Ia bertekad untuk mengabdi dan memajukan daerah asalnya. Ia pun memiliki harapan yang besar agar adik-adik angkatannya di UAD dapat menjadi mahasiswa-mahasiswa berprestasi yang sesungguhnya dan mengharumkan nama UAD di tingkat nasional.